Kamis, 06 Mei 2010

Ayah

Teringat masa kecilku
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu yang masih terasa hingga kini

Disetiap hela nafas
Disetiap doku
Tersirat namamu Ayah


Kau tidak pernah mengeluh
Oleh tangisan nakal dariku
Kau pun selalu mengajarkan akan kehidupan
Kau tuturkan sagala mimpi harapanmu

(Anggun Pertiwi Rabu 5 Mei 2010)

Puisi Untuk Ayah (alm)

Aku tak mampu mengantar kepergianmu
Langit mendung turut berduka
Orang-orang riuh rendah becerita
Tentang segala amal kebaikanmu

Aku datang kepadamu, ayah
Semilir di bawah kamboja dan nisanmu
Aku menangis dan berdoa
Mengenang segala salah dan dosaku kepadamu

Kepergianmu seketika mendewasakan aku
Mengajarkan aku betapa penting arti hidup
Untuk menjadi berguna bagi sesama

Kepergianmu mengajarku
Bagaimana harus mencintai dan menyayangi
Bagaimana harus tulus berkorban dan bersabar
Bagaimana harus berjuang demi anak-anaknya
Hingga saat terakhir hayatmu
Engkau terus berdoa demi kebahagiaan anak-anakmu

Hari ini aku menemuimu, ayah
Lewat sebait puisi untuk mengenangmu
Bila datang saatnya nanti
Kan kuceritakan segala kebesaran dan keagunganmu
Bersama embun fajar kemarau ku sertakan doa
Semoga engkau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya

AYAH

Ayah engkaulah sesosok orang yang tangguh
Untuk memperjuangkan masa depan anak-anak mu
Engkau bekerja dari pagi samapai larut malam
Hanya mencari sesuatu buat anak-anak mu

Panas matahari yang menyengat
Engkau rela korbankan waktu mu
Dan engkaulah pemberi semangat ketika anak-anak menghadapi masalah

Tetapi disetiap keringatmu yang bercucucran
Aku tidak pernah menyadari betapa besar Pengorbanann mu buat aku

Aku telah banyak menyakiti mu
Melawan akan perintahmu dan
Berdusta kepada mu

Maafkan aku ayah atas segala perbuatanku kepada mu
Disuatu saat aku akan membalas semua kebaikan yang kamu berikan kepada ku . .

( Ferry Daniel Sinaga) ( Rabu 5 MEI 2010)